Love In Wakatobi~~

#Sisi Lain KKN
Love In Wakatobi~~


“Welcome to Bajoe Village”, begitulah tulisan gerbang tempat dimana saya berada selama kurang lebih 43 hari disana, yahh KKN lah yang membawa saya kesana, program kampus yang semula sempat membuat saya ingin melarikan diri. Selamat datang di Desa Mola Samaturu, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi. Bukan mudah memulai hari selama 45 hari kedepan disana, tanpa mamah, tanpa teman-teman, tanpa segala sesuatu yang biasa saya lakukan disini yang sudah jelas tidak ada disana, Bersatu dengan teman-teman yang tidak pernah bertemu muka sebelumnya, who are you?? Saya gak kenal sama kalian I can’t life in there, want go home….
Huftt…tapi balik lagi, karna gak akan sarjana tanpa ada KKN, so…let check it out.

Kehidupan Desa yang masih sangat primitive, lingkungan desa yang di kelilingi laut, rumah warga yang sebagian besar masih berupa gubuk, warga yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan, dan empp 1 lagi, bahasa masyarakat yang masih lebih fasih menggunakan bahasa Bajo, I don’t understand.

Sehari, dua hari, seminggu, bahkan berminggu-minggu, tidak ada pilihan lain selain beradaptasi, mencoba mengakrabkan diri meski kadang dilihat seperti makhluk baru yang datang dari planet lain, mulai memahami bagaimana cara masyarakat disana menjalani kehidupan mereka, mulai melaksanakan program kerja untuk menyelesaikan tugas sebenarnya, mulai berbagi ilmu kepada mereka, mulai mengajarkan kepada anak-anak disana bagaimana sebenarnya menggunakan computer dengan baik, bagaimana memelihara kesehatan dengan baik, mulai membaur, mulai mengerti, mulai bisa menerima bahwa setiap orang dalam menjalani hidup mereka itu selalu berbeda, dan mulai jatuh cinta, jatuh cinta dengan suasana sederhana desanya, jatuh cinta dengan masyarakatnya, dengan kehidupan yang sederhana, masyarakat Bajo Mola Samaturu mampu membuat saya benar-benar jatuh hati. Dan niatan yang sebelumnya ingin pulang seketika berubah jadi ingin lebih lama berada disana. Suasana posko yang terbilang romantis, view balkon lantai dua yang jelas berhadapan dengan luasnya hamparan Laut Banda, suguhan 43 kali Sunset yang hampir tidak pernah ada samanya ketika saya kembali pulang.

Wakatobi is wonderful island, dengan visi “Mewujudkan Surga Nyata Bawah Laut”. Wakatobi, Segitiga Karang Dunia. Pemandangan bawah laut yang masih belum terjamah oleh tangan manusia, sungguh jelas menampakkan keindahannya, benar-benar surga nyata bawah laut. Tinggal disini selama kurang lebih 43 hari dengan resiko kulit akan menjadi eksotis seketika, sengatan matahari yang tidak terhalang apapun, jelas membakar kulit, suka duka dan segala resiko yang saya dapatkan justru terbayar dengan suguhan lukisan tuhan yang nampak ditambah sambutan masyarakat Wanci utamanya masyarakat Bajo yang tak kalah ramahnya sungguh pengalaman yang tak akan bisa diulang sama persis.

Disana, betapa berartinya arti seorang mahasiswa untuk desa mereka, mereka yang butuh masukan, mereka yang jelas tidak mengerti apa yang mereka butuhkan untuk desa mereka sendiri, dan dengan kehadiran kami yang jelas nyata membawa perubahan besar bagi mereka, bagaimana kami berusaha keras meyakinkan anak-anak disini bahwa dengan menyelesaikan studi hingga ke perguruan tinggi lebih menjamin masa depan yang lebih cerah daripada putus sekolah dan kemudian memutuskan untuk menjadi nelayan. Masyarakat Mola Samaturu yang mandiri, seorang nenek tua renta yang justru saat itu sudah tidur di tempat tidurnya yang empuk masih setia ngegayungin air dari perahunya hingga larut malam. Pemandangan rutin yang hampir tak pernah terlihat ketika saya pulang kembali. Keakraban kami dengan pemilik rumah tempat kami menginap benar-benar membekas dan tidak terlupakan.

Dan sekarang 43 hari telah berlalu, kebersamaan dengan masyarakat Mola Samaturu telah selesai, bersamaan dengan berakhirnya kegiatan KKN. Harusnya saya senang. Toh bukannya ini yang saya harapkan sedari awal menginjakkan kaki disini?? Tapi mengapa air mata ikut jatuh?? sebagian dari perasaan tidak ingin pergi dari kehidupan yang sederhana itu. Entahlah, disana, saya menemukan kehidupan saya yang sebenarnya, menjadi berarti, merasa di perlukan, merasa tau arti sosialisasi sebenarnya, merasa menemukan jati diri yang sebenarnya. Tapi kembali lagi, sadar akan satu hal, saya kesini dengan 1 kewajiban, KKN, sudah betah sebenarnya, gak pengen pulang sebenarnya, hanya di titip sebentar dan kemudian kembali, dan disana, hanya berusaha tebarkan kebahagiaan, menghadirkan sesuatu yang baru di luar dari tugas yang sebenarnya, saya hanya tidak ingin, mereka dengan cepat melupakan setelah kami meninggalkan. Tapi wait, nampaknya memang bukan hanya saya yang berat meninggalkan mereka, Masyarakat Mola Samaturu saat itu juga ikut menjatuhkan air mata, merasakan bahwa mereka juga akan ikut kehilangan kami, pelukan berhamburan, pertanyaan yang sama terus di ulang-ulang “kapan datang lagi nak??” pertanyaan yang justru semakin membuat air mata tak henti menetes. 43 hari yang berarti. Sebetah apapun saya disini, tetap pada akhirnya kami semua akan kembali pulang, dengan atau tanpa air mata kita tetap harus berpisah sejenak. Kenapa sejenak??

Karna saya pasti kesana lagi, Wakatobi, pasti!!!

Komentar

Postingan Populer