From Birthday to Love

“Happy birthday to you,,Happy Birthday to you,,Happy birthday,,happy birthday,,happy birthday to you” Surprise dan nyanyian kecil yang agak sedikit konyol bagi seorang Ojan untuk melakukannya, sebentuk kue cantik yang memang telah di persiapkannya jauh hari untuk sang kekasih, Chytra, hari ini adalah hari ulang tahun nya “Happy Birthday sayang, doa terbaik buat kamu hari ini” CUP..kecupan mesra mendarat dijidatnya “aaaaa…..Ojan, aku gak nyangka banget km bisa sampe kayak gini, makasihh yahh” Senyum lembutnya mengembang setelah make a wish dan meniup lilin panjang umurnya, gadis manja ini telah benar-benar merubah kepribadian seorang Fauzan atau yang biasa dipanggil Ojan olehnya dari yang tidak peduli menjadi benar-benar peka “iyaaa,,ehh aku jg ada hadiah buat kamu, nihh” disodorkannya sebuah kotak jam tangan pada kekasihnya itu “aku gak romantic yahh?? Bodo amat..ini buat kamu pokoknya, awas dilepasin” eluh Ojan sembari memakaikan jam di tangan Chytra “hahaaa…tenang aja bawel, jam tangan ini bakal kekal abadi di tangan aku, sampe kiamat jg gak bakal lepas, janji” Chytra pun menghamburkan pelukan pada kekasihnya itu.
***
Ditatapnya jam tangan pemberian dari sang kekasih, bukan karena mewahnya jam tangan itu tapi karna niat seorang Ojan yang rela bersusah payah demi dirinya, Chytra tak mampu menyembunyikan senyumnya, namun matanya beralih pada sebuah bucket bunga diatas meja belajarnya, selangkah demi selangkah, bucket bunga berisikan mawar-mawar cantik yang masih segar dan wangi, diraihnya bucket bunga itu di ciuminya sampai puas “Ojaaaannn…romantic bangettt sihhh, kue, jam tangan dan sekarang bucket bunga, bucket bunganyaa cantikkk bangeett” Chytra begitu bahagia hari ini, lengkap sudah kebahagiaannya memiliki Ojan, dtaruhnya kembali Bucket bunga dan secarik kertas pun jatuh dilantai “yaa elaaa Ojan, pake surat-suratan segala, hihii..” diraihnya kertas itu dan kemudian di bacanya
“HAPPY BIRTHDAY Gadis Manja,,aku tunggu di taman sekarang!!
WILLIAM”

Shock,,ekspresi yang tidak biasa dari Chytra, bucket bunga romantic ternyata bukan dari Ojan kekasihnya, melainkan dari William. Lama ia mematung di depan bucket cantik itu sampai ia pun tersadar bahwa William telah menunggunya, Chytra pun berlari tanpa fikir panjang menemui seseorang yang telah menunggunya itu. “happy birthday gadis manja, long time no see you,,gimana?? Suka bunganya??” Chytra tersenyum begitu lepas, dia bahkan hampir saja memeluk William hingga ia pun tersadar William bukan kekasihnya lagi “ouww…sorry, empp..makasih yahh bunganya, iyahh aku suka kok” air muka Chytra berubah flat, dia pun tak tau harus berekspresi seperti apa didepan William “besok kamu ikut aku” William lantang memintanya diiringi senyum khasnya yang membuatnya sulit untuk menolak “kemana?” “dinner, dirumah aku, like always,,aku yang masak, tapi kali ini special, special ulang tahun, besok malam jam 7 aku jemput, sekarang kamu aku antar pulang, sudah malam, malah tadi aku berfikir kamu gak bakal datang untuk nemuin aku, ini udah malam banget,,,yukk” William tegas menutup kata-katanya malam itu sembari menarik tangan Chytra hingga memasuki Ford putihnya dan melaju mengantar Chytra pulang.

~~~
Chytra mematung dibalik jendela kamarnya, entah apa yang membuat langkah kakinya begitu berani menemui William di tengah malam seperti tadi?? Entah apa yang membuatnya tak bisa marah ketika William, orang yang benar-benar sangat dibencinya sekaligus dicintainya berada tepat didepannya dan entah apa yang membuatnya tak melepaskan genggaman tangan William ketika William mengantarnya pulang. “aahhhh….tidak tidak,,William,,kenapa sihh lo mesti hadir lagi setelah hampir setahun kita udah gak pernah ketemu?? You make me so confused again” Chytra menggerutu sendiri di dalam kamarnya, kembali di tatapnya miniature couple kura-kura yang pernah dibelinya bersama William yang diberi nama ‘Kora><Kori’, serta pasir pantai yang pernah diambilnya bersama William, ditatapnya semua kenangan yang ternyata masih disimpannya rapi “Kora…Kori..Willi datang lagi..aku harus kayak gimana??? Dia itu tadi sweet banget Kora,,” Chytra memelas didepan benda matinya itu “Korii…kamu tau kan ada Ojan?? Chytra sayang sama Ojan, tapi William?? Chytra masih belom bisa lupain dia Kori, dan sekarang dia datang lagi dengan sikap manisnya yang masih sama”
Chytra lelah malam ini, ulang tahunnya yang ke 21 benar-benar telah menguji kedewasaannyanya hingga ia pun terlelap didepan KoraKori miliknya.
Keesokan harinya tepat jam 18.30 Chytra telah nampak cantik dengan gaun merah mudanya, dia terus membiarkan dirinya menyambut kembali kedatangan William dalam hidupnya meski 6 bulan belakangan ini Ojan telah mengisi harinya, dirinya nampak mematung di cermin memastikan bahwa dandanannya telah sempurna hingga ketika suara klakson mobil William membuyarkan lamunannya. Hanya bisa terpaku melihat Chytra mantan kekasihnya terlihat begitu manis malam ini “kok cantik banget sihh tembem??” Puji William sesaat setelah membukakan pintu mobilnya untuk Chytra, wajah Chytra pun bersemu merah.
Suasana dirumah William masih sama seperti dulu, sepi dan tenang, Chytra tau orang tua William jarang ke Indonesia, mereka bekerja di luar negeri “masih sama” komentar Chytra datar begitu sampai “sepinya yahh?” canda William diikuti anggukan Chytra yang kemudian hendak duduk diruang tamu “gak usah kayak orang lain, biasanya juga langsung ruang makan,,yuk” William kembali menggandeng tangan Chytra kedapur, jantung Chytra berdegup kencang, darahnya berdesir hangat, William hanyalah mantan kekasihnya, tapi mengapa dia selalu berhasil membuat perasaan Chytra tak karuan seperti sekarang?? yahhh…jawabannya karna William adalah mantan kekasih yang sampai sekarang tak pernah sukses ia lupakan,,mengumbarkan kehidupan masa depan bersamanya, menjanjikan dirinya akan menjadi seorang mualaf demi seorang Chytra lalu tiba-tiba kandas secara sepihak tanpa alasan yang jelas dan meninggalkannya selama hampir 8 bulan cukup meninggalkan bekas luka yang mendalam pada diri Chytra. Kenangan-kenangan masa lalu terus menggelayuti fikirannya ketika ia bersama William, sejenak Ojan ia singkirkan dari kehidupannya. “kamu duduk sini yahh, tunggu bentar..” suasana sepi di temani music instrument romantic nan mellow, nampaknya William telah matang mempersiapkannya, Chytra duduk dimeja makan diantara mini bar yang memang selalu ia lihat dulu ketika dirinya masih menjadi pacar seorang William, tak lama setelah itu William pun datang beserta menu makanan yang dijanjikannya, dan Soto Ayam lah yang menjadi menu andalannya, William tahu Chytra begitu menyukai Soto Ayam diikuti dengan Ice cream berbagai rasa sebagai Dessertnya, hal ini cukup membuat Chytra terpukau, William memang sering memperlakukannya seperti ini karna seperti yang Chytra tahu William begitu pandai mengolah bumbu dapur menjadi sesuatu yang begitu lezat namun entah kenapa ada sesuatu yang beda ketika dia kembali merasakan perlakuan William ini, apa maksud kedatangannya kembali?? Kembali memperlakukannya seistimewa ini?? Apa William datang untuk memenuhi janjinya untuk menjadi seorang mualaf dan menikahinya?? Ataukah dia hanya menebus kesalahannya lalu kemudian pergi lagi?? Ingin rasanya Chytra menanyakan maksud William yang memperlakukannya seperti ini, tapi urung, entahlah, rasanya ia tak ingin terburu-buru menanyakan ini pada William, dia takut akan jawaban William nanti, lagii dia juga memikirkan Ojan, bahkan jika William benar ingin menikahinya, bagaimanakah dengan Ojan???
“terima kasih,,masakan kamu gak berubah, tetep enak” komentar Chytra ketika selesai menyantap hidangan untuknya dan hanya mendapat senyuman hangat dari William yang kemudian mengantarnya pulang.

***
“kamu sakit??” Ojan menempelkan punggung tangannya ke dahi Chytra “nggak kok jan, mungkin cuman kecapean aja” “ya udahh, kamu istirahat gih, hari ini batalin aja jalan-jalannya, nunggu sampe kamu fit lagi” Ojan tersenyum tipis pada kekasihnya itu “gak apa-apa, ini juga entar sembuh sendiri” Bandel Chytra “gak bisa sayang, aku gak mau ambil resiko ngegendong kamu kalo kamu pingsan di jalan, kamu kan beratt” Chytra mengerucutkan bibirnya lalu mencubit mesra sang kekasih “ihhh Ojan apasihhhh” “ummm…Ojan, gimana kalo seandainya Chytra nya bandel dan selingkuh, Ojan marah gak sama Chytra???” air muka Ojan berubah serius “kamu selingkuh???” tuduh Ojan “ihhh kagak, apasihh, ini seandainya tau seandainya” “yaa kalo kamunya gak selingkuh ngapain pake seandainya, aku tuh sayang sama kamu, gak ada seandainya, kamu istirahat gih, gak usah kebanyakan ngaco, aku pulang yahh” CUP Ojan mengecup hangat kening Chytra, menaikkan selimutnya dan bergegas pulang. Sementara itu Chytra masih berfikir, apakah dirinya dan William bisa dikatakan berselingkuh?? Dia yang belakangan ini sering bersama William, kembali akrab seperti dulu, apakah itu berselingkuh?? Melihat Ojan yang sering melontarkan kata ‘aku sayang sama kamu’ cukup membuat Chytra mengerti, ia tak boleh menyakitinya, William adalah bagian dari masa lalunya, kelak ia akan memberitahu William kalau dia telah memiliki kekasih sebaik Ojan dan juga memperkenalkan William kepada Ojan namun tekadnya yang telah bulat itu kembali urung ia lakukan ketika William tengah berada disampingnya, William yang tak kunjung menyampaikan maksudnya kembali hadir dikehidupan Chytra, ahh…tidak, tidak harus ada alasan mengapa William kembali hadir, mungkin saja ia hanya ingin menjalin silaturahmi kepadanya, tapi mengapa begitu istimewa??? Seistimewa saat mereka masih pacaran.

***
Suasana sore kala itu terasa begitu romantic, langit yang semula terik kini mulai memancarkan sinar orange nya “kamu tuh bandel yahh,,ini udah sore tau, kita udah jalan dari pagi, cepetan anterin aku pulang, di marahin mama aku baru nyahoo dehh kamu..” gerutu Chytra “iyahh bawel ihh, ini juga mau dianterin pulang, entar cari parkiran dulu, kita tadi markir elang dimana yahh??” sontak Chytra terbahak-bahak “elang??? Nohh di sono nohhh..” Chytra menoyor dan mengalungkan tangannya kepundak William, suasana begitu hangat terjadi antara mereka berdua, Chytra yang semula kaku telah kembali terbiasa dengan ‘William’ “eehh stop stop stop,,keren yahh??” Sebuah kalung besi putih sederhana dengan mainan bulat full permata terpampang disalah satu etalase disebuah toko dalam pusat perbelanjaan tempat mereka berjalan-jalan “kamu suka??” Tanya William “gak,,biasa aja, lagi harganya kemahalan untuk kalung sesederhana itu, mending juga beli yang lain,,,yukk” Chytra menarik tangan William menggandenganya hingga menuju parkiran. Sesampainya di rumah, Chytra pun mempersilahkan William masuk, William pun juga terlihat begitu akrab dengan seluruh keluarga Chytra “Chytra boleh ngomong sesuatu gak?” “ngomong yahh ngomong ajaa,,gak pake pajak kok” Seru William yang asik dengan cemilan suguhan dari sang bunda Chytra “ihh kacamata botol,,dengeriinnn,,ini seriuss” Chytra dengan manjanya mengguncang guncangkan lengan William hingga William pun kesulitan memasukkan cemilan kemulutnya “apasihhh bawel, iyahh ngomong aja, aku dengerinn” lama Chytra terdiam lalu kemudian membuka suara “aku udah punya pacar, aku gak tau mesti gimana, aku…aku sayang sama pacar aku tapi kedatangan kamu bener-bener buat aku dilema, akuu….” “psssttt…” tiba-tiba saja telunjuk William menempel ke bibir mungil Chytra “berisik dehh,,aku tau kok, Ojan kan??” air muka Chytra berubah serius “ha’..?? kamu tau dari mana? Hayoo tau dari mana?? Kamu diem-diem sering ngikutin aku yahh?? Ato kamu nanya ke mamah??? Tau dari mana??? Ayo buruannn kasiii tauuu…..” Chytra kembali mengguncang-guncangkan lengan William yang sedikit lagi hampir membuatnya tersedak “aduhhh ni anak, giliran keluar aslinya aja ribet, kemaren-kemaren pas baru ketemu kalem-kalem aja dehh” Chytra menyadari kata-kata William, lalu menghentikan aktivitasnya yang hampir membuat William terancam, kembali menjadi wanita dewasa seutuhnya, diam.
“trus tau darimana??” “hufftt…” William menarik nafas panjang “Ojan itu temen aku, kita pernah dalam satu kegiatan, aku sama dia akrab banget, dia sering cerita banyak tentang kamu” jelas William panjang lebar “truss?? Sekarang Ojan tau kita sering bareng??” William tersenyum begitu hangat “nggak dong,,itu mah tugas kamu buat ceritain ke dia, aku pulang dehh, kamu jaga kesehatan, jangan sampe ngedrop lagi,,yahh??” William mengusap hangat kepala Chytra dan kemudian berdiri dari duduknya, berpamitan dan pulang. Chytra terpaku dengan penjelasan William, jadi selama ini William tau kalo dia dan Ojan berpacaran, lalu kenapa William tetap terus mendekatinya?? Memperlakukannya dengan istimewa?? Memperlakukannya yang notabene juga pacar dari sahabatnya seperti pacar sendiri?? Apa maksud William selama ini mendekatinya?? Ingin rasanya Chytra kembali membencinya, namun rasa sayang yang begitu kuat mengalahkan rasa benci itu, Chytra tertunduk lesu, dilema kembali ia rasakan, rasa bersalahnya dengan Ojan.

***
Gemerisik air hujan pagi itu membuatnya enggan beranjak dari peraduannya, seusai sholat subuh dan ketika cahaya dari luar kamarnya mulai terang, Chytra masih berada dibawah selimutnya, ditambah suasana rumahnya yang memang berada diantara pepohonan menjadikan udara disana begitu sejuk. Tok…tok..tok… dalam keadaannya yang masih setengah sadar, sayup-sayup terdengar suara bundanya mengetuk pitnu kamarnya “Chytraa bangunn,,cewe kok males bener ihh..” “uuhh…bentaran bunda Chytra pewe nihh, dikit lagi yahh..” “tapi Ojan udah 15 menit lohh diluar” terkejutnya Chytra hingga mengibaskan selimut tebalnya buru-buru, dengan rambut acak-acakan dan mata bengkak ia membuka pintu kamarnya dengan setengah tergesa-gesa, setelah dibuka, nampak sang bunda beserta Ojan sang kekasih berdiri tepat dihadapan dirinya yang wajah yang masih sangat natural (baru bangun) “good morning my sweety princess, iler kemane-mane,,mentang-mentang ujannn,,buru mandi, aku tunggu dluar ada yang pengen aku omongin nihh” tampak wajah Chytra bersemu merah saking malunya, diliriknya sang bunda yang masih cekikikan dengan tawa kecilnya, begitu Ojan pergi, Chytra mencubit kecil bundanya “ihhh…bunda kok gak bilang ada Ojan sihh tadi, Chytra kan gak perlu malu kayak tadi” pundung Chytra dan sang bunda pun hanya bisa tertawa kecil menjawabnya “lahh..bukannya tadi bunda udah bilang kalo ada Ojan, kamunya aja yang masih belom sadar, gihh buruan mandi, jelek banget anak bunda, bunda tunggu didapur yahh, qt siapin sarapan dulu, biar Ojan sarapan bareng kita sekalian” Chytra cemberut dan melengos masuk kamar, angin apa yang membawa Ojan tiba-tiba kerumahnya pagi-pagi buta apalagi disela-sela hujan seperti ini?? Gumamnya dalam hati. Chytra pun langsung mandi dan kemudian menyiapkan sarapan bersama bundanya, dan setelah sarapan bersama Ojan, Chytra kembali pada tujuan utama Ojan menemuinya “jadii…mau ngomong apa??” Jutek Chytra, saking malunya tadi pagi ia masih belum bisa bersikap biasa dengan kekasihnya itu “idihhh…biasa aja kale” Ojan yang dengan iseng mencolek dagunya “ihhh…Ojan buru dehh, mau ngomong apa??” terjadi pause antara mereka lalu kemudian Ojan mulai membuka bicara “engg…gak jadi dehh, nanti aja” “ihhh…Ojan apa dehh,, udah buru-buru mandi juga malah di pending,,” Raut cemberut Chytra pun terlihat jelas yang malah makin membuat Ojan tersenyum “udah siang sayang, walaupun lagi ujan tetap gak boleh ngebo” Chytra diam seolah tak memperdulikan kata kekasihnya itu, dia teringat William, lebih tepatnya ia teringat dengan pembicaraannya semalam dengan William, hatinya menimbang-nimbang perlukah ia menanyakan perihal William kepada Ojan?? “engg….Ojan??” “yahh..” Seru Ojan sambil menyeruput kopi hangatnya “Ojan….kenal sama….William??” dengan pelan namun pasti Chytra akhirnya memutuskan bertanya kepada Ojan, mengakhiri segera rasa penasarannya, Ojan terlihat menyunggingkan bibirnya, memamerkan senyumnya, mengisyaratkan bahwa William adalah mungkin salah satu teman baiknya “Willi yang jago masak itu??” Chytra sedikit mengeryitkan alisnya dari segi banyak criteria dari William kenapa harus kemampuan memasaknya yang diingat Ojan, Willi bukan orang yang slalu mau memamerkan kemampuannya kecuali sama orang yang benar-benar dekat dengannya,,berartiiii…………… “ngelamuunnn,,,kesambet baru nyahoo” Ojan membuyarkan lamunan Chytra “ehh…eng…ngomong apa tadi??” Ojan tersenyum sembari menghembuskan nafasnya “kenapa dengan William?? Kamu kenal dimana??” “ohh…ehh..bukan apa-apa kok sayang” Chytra berusaha rileks, berusaha menarik senyum dibibirnya, Ojan belum saatnya tau kalo William adalah mantan kekasihnya yang baru semalam juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Ojan sekarang, menyeruput kopi.

***
Sudah 4 hari sejak pembicaraan terakhir malam itu William tak pernah lagi menghubungi Chytra untuk sekedar mengajaknya jalan atau hanya menanyakan kabar, Chytra sendiri gelisah namun dirinya juga enggan menghubungi Willi terlebih dahulu, dia juga sadar, dirinya telah memiliki Ojan, tapi Willi benar-benar hilang sama seperti 8 bulan terakhir ketika mereka putus komunikasi, kali ini Willi seperti memberi ruang untuk Chytra berfikir sepenting apakah dirinya?? Gerakan bolak balik dan mengitari kamarnya adalah yang sedang dilakukan Chytra sekarang, matanya awas kelayar handphone, siapa tahu Willi tiba-tiba menghubunginya, namun nihil. Matanya kemudian tertuju pada kalender kamarnya “besok 30 Agustus, Willy ulang tahun, aku bikinin kue, seru kali yahh..” perlahan senyum Chytra mulai mengembang, ide untuk membuatkan Willy kue tart pun menggelayuti fikirannya.

***

30 Agustus 2013
Tok…tok…tok…Chytra dan kue tart nya kini telah berada tepat didepan pintu rumah Willy, batinnya tak sabar ingin melihat ekspresi William ketika merasakan kue tart buatannya. KLEK..seseorang telah membukakan pintu untuknya
“HAPPY BIRTH………NICKY???” Seruan Chytra terhenti ketika melihat Nicky, adik semata wayang William kini ada didepannya “kapan balik dari Aussie??” Nicky sedikit tersenyum “kemarin kak, mama papa juga ada, masuk yuk..” “Nicky,,who is it??” Sosok wanita paruh baya kini tengah berada dibalik pintu “Chytraa???” serunya.. “Tante…” Chytra pun masuk dan menghambur pelukannya “Chytra kangen banget,,gimana kabarnya??” “baik kok sayang…” senyum hangat sang bunda William membalas pelukannya. Kembali kepala Chytra celingukan mencari sosok William yang menjadi tujuannya datang kesini “William kemana yahh tante?? Apa dia keluar?? Bukannya hari ini dia ulang tahun?? Udah dibawain kue bikinan sendiri juga” Chytra manyun ketika merasa yang dicari tak kunjung memunculkan dirinya, semua terlihat terdiam dan saling berpandangan, begitu juga dengan ayah William yang baru saja ikut bergabung “kok pada aneh?? Ini ada apa sihh??” Selidik Chytra. Bunda William pun tersenyum, merangkul Chytra dan mengajaknya duduk di sebuah potongan sofa, sang bunda pun kedapur mengambil beberapa piring kecil, sendok, dan pisaunya, kue tart nya di letakkan di atas meja, lilin pun di nyalakan, Chytra diam saja dengan perlakuan bunda Willy namun begitu kaget ketika yang meniup lilin justru bundanya sembari berkata
“Selamat Ulang tahun William sayang, semoga kamu tenang di surga sana"
TES..bersamaan dengan itu air mata pun jatuh, suasana pilu menyelimuti siang itu, Chytra yang masih tak percaya tertawa garing “etss..tante apaa dehh, becandanya keterlaluan, Willy mana sih?? Kok jadi tante yang niup lilinnya?? Willy…….Willy…” panggil Chytra, dirinya shock dengan apa yang barusan didengarnya, namun dirinya masih begitu tak percaya, racaunya terus saja memanggil William, sesekali air matanya ikut jatuh hingga ia menyadari William telah tiada “ini apa maksudnya tante?? William kenapa?? Huhu..” Chytra menutup wajahnya yang kini telah berbalur air mata, rasa tak percayanya masih ada, harapan bahwa ini hanya senda gurau masih besar, sang Bunda pun merangkulnya, memeluknya hingga Chytra benar-benar yakin ini bukan air mata rekayasa “William kena kanker otak stadium akhir, kami sekeluarga baru tahu setahun yang lalu, segala upaya pengobatan telah kami usahakan, tapi tuhan berkehendak lain nak..” penjelasan sang bunda sesenggukan cukup membuat tangis Chytra pecah tak karuan “Chytra boleh liat makamnya???” “tentu saja sayang, tapi mungkin tante gak bisa ikut, kamu diantar Nicky yahh??” “gak perlu tante” tolak Chytra “Chytra hanya ingin pergi sendiri, tante hanya perlu ngasih tau tempatnya”.

***
Langkah lunglai Chytra menyusuri pemakaman, beberapa terlihat ini memang pemakaman khusus umat kristiani, di kejauhan Chytra melihat sosok yang tak asing baginya, sosok tegap yang kini sedang duduk terpaku pada sebuah gundukan tanah yang terlihat masih baru “Ojan???” yang ditegur pun berbalik “sayang..hey..sini..” Chytra pun ikut duduk disamping Ojan, didepan sebuah makam kristiani bertuliskan ‘William Gozali’, Chytra menatap dalam, air matanya tak sanggup di bendungnya, jadi ini maksud Willy membuat kenangan manis akhir-akhir ini terhadap dirinya, Ojan pun membiarkan Chytra larut dalam tangisnya bersamaan dengan rentetan doa yang mengalun dalam batinnya.
“Ojan….Willy ini mantan pacar aku..” Chytra akhirnya memutuskan untuk jujur “iyahh..aku tau sayang..” Chytra berbalik ke Ojan “kok??? Tau dari mana??” Tanya Chytra keheranan, Ojan tersenyum hangat, kedua tangannya ia tangkupkan ke pipi Chytra sembari menghapus air matanya “Willy itu temen kecil aku sayang, dari kecil kita udah sama-sama, dan belakangan terakhir ini Willy sering cerita soal kamu, Willy juga cerita akhir-akhir ini dia masuk dihidup kamu lagi kan???” “iyahh tapi kenapa pas aku nanya soal Willy, kamu kok belagak gak ngerti??" “karna aku percaya sama kamu, kamu gak bakal ngehianatin aku, sekarang didepan makam Willy, aku mau janji satu hal, aku mau dia tau kalo aku bakal jagain cinta pertamanya dengan sepenuh jiwa raga” Ojan merangkul Chytra yang kini kelelahan telah mengeluarkan banyak air mata, senyumnya mengembang diantara matanya yang masih sembab “Willy…kamu kenapa gak bilang kalo kamu sakit?? Dasar bodoh!! Huftt..kamu yang tenang di surga sana” Chytra mengakhiri kalimatnya seiring dengan mengusap nisan Willliam. “hey…jelek, besok malam ada acara??” Chytra menggeleng “aku tunggu di alun-alun jam 8 malam, aku mau nunjukin something, bisa??” “iyah sayang” Ojan tersenyum lalu mengantarkan kekasihnya pulang.

***
Tepat pukul 8, Chytra telah sampai di alun-alun, tempat yang kemarin dijanjikan Ojan. Tak ada sesiapaun yang tampak kecuali 10 motor terparkir didepannya dengan posisi menghadap berhadapan dengannya, Chytra bergidik ngeri, ingin rasanya ia berbalik dan pulang, namun ia sudah terlanjur janji “duhh…Ojan mana sihh?? Di telpon jawabnya dijalan mulu, ini mana ngeri banget lagi” Chytra mendengus kesal, tiba-tiba saja serentak kesepuluh lampu motor itu menyala menyorotnya, Chytra menangkupkan lengannya menutupi matanya yang silau akibat 10 cahaya lampu motor yang menyorotnya, sayu-sayu terdengar suara orang berteriak “Chytraaaaa….” Chytra mengedarkan pandangannya pada sebuah gedung yang menjulang tinggi, dari atas turun satu per satu 4 buah spanduk yang bertuliskan “WILL YOU MARRY ME CHYTRA?” kaget bercampur haru, kembali pandangannya mengarah pada sorotan lampu yang kini ada sesosok Ojan yang berjalan kearahnya, mirip seperti aksi pahlawan yang baru keluar dari kobaran api, ketika Ojan tepat berada didepannya, lampu motor mati bersamaan “aku silaauu,,, Ojan jahatt dehh ihh” Chytra meninju pelan sang kekasih dan memeluknya erat, Ojan pun membalasnya hangat “aku bawa ini buat kamu, titipan dari William” disodorkannya sebuah kotak hitam kepada Chytra, Chytra pun membukanya dengan hati-hati, hatinya kembali terenyuh mendengar nama William, didalam kotak berisi sepucuk surat, Chytra terduduk lesu direrumputan malam itu, membuka surat yang memang ditujukan untuk dirinya.

‘Hay…cewe manja..
Aku gak tau mungkin saat kamu baca ini, air mata kamu bakal ngalir kayak kali ciliwung atau justru kamu biasa-biasa aja, yang aku tau, aku sekarang udah gak ada disamping kamu, dan kamu gak bisa lupain aku, hahaha..pertama-tama aku minta maaf, aku gak jadi mualaf dan memilih membatalkan pernikahan kita, kamu harus tahu 1 hal, kalo kita jadi menikah mungkin saat ini kamu dah jadi janda. *upss.. hahaa..percayalah, ini udah takdir yang sebenarnya, aku gak tau sejak kapan kanker ini mulai bermukim di otak aku, hingga ikut mematikan seluruh ragaku, tapi jangan khawatir, kanker ini tidak dapat mematikan hatiku yang memang hanya untuk kamu……..’

Chytra tersenyum sembari menangis, kemudian melanjutkan baca suratnya..

‘well…8 bulan kita putus contect, itu sebenarnya aku di Ausie dalam masa pengobatan dan penyembuhan, tak ada 1 hari pun yang terlewatkan tanpa memikirkanmu, tapi 8 bulan terlalu lama, aku gak ada feel untuk sembuh, dan aku memutuskan untuk balik ke Indonesia, ngerayain ulang tahun kamu, buat kamu ngerasain soto ayam terakhir bikinan aku, ketemu kamu, cinta pertama aku. Tapi sebelumnya aku udah buat Ojan ngerti,,heheee…
Aku gak pernah menyesal meninggalkan kamu seperti ini Chyt, kenapa?? Karna Ojan yang kegantengannya runner up dibawah aku udah berhasil ngejagain kamu, cinta pertama aku.
Well…udah yahh, jarum infuse ini membuat tangan aku sedikit keram untuk menulis lebih banyak lagi, saat kamu baca ini mungkin aku udah di surga, ditemani bidadari-bidadari cantik yang tak kalah cantiknya denganmu,, so keep smile, jangan nangis lagi.

William’

Chytra menangis sejadi-jadinya dipelukan Ojan. Dan sebuah kalung berliontinkan bola full pertama yang pernah dilihatnya bersama William kini diperlihatkan Ojan “ini sayang, titipan William, kamu jangan nangis lagi dongg” Chytra begitu terperangah tak pernah terfikir William akan memberikannya kalung itu, senyum tipisnya mengembang, diangkatnya rambutnya, Ojan pun membantunya untuk mengenakannya, cantik sekali. “dan ini..” sebuah cincin emas yang biasa dipakai seseorang untuk melamar kekasihnya kini juga diberikan Ojan untuk dirinya “aku mungkin gak seromantis William but trust me, aku setia sama kamu, sampai mati. So will you marry me Chytra Irniati Naba???” Chytra tersenyum di acungkan jari manisnya pertanda ia menerima cincin dari Ojan dan kemudian ia memeluk hangat kekasihnya itu.


The end..

Komentar

Postingan Populer